Animated Spinning Kunai - Naruto

Kamis, 09 Maret 2017

Undang-undang Bab II Pasal 4 nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menetapkan bahwa keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat, harkat, martabat dan kehormatan bangsa.
Sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab IV pasal 17 bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan :
  1. olahraga Pendidikan;
  2. olahraga rekreasi dan;
  3. olahraga prestasi.
Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan, dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan dibantu oleh tenaga keolahraga membimbing terselenggaranya kegiatan keolahragaan dapat menyelenggarakan kegiatan kejuaraan olahraga sesuai dengan tingkat dan taraf pertumbuhan serta dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional dan international.
Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan menjaga kebugaran dilaksanakan baik oleh perseorangan, satuan pendidikan, lembaga, perkumpulan atau organisasi olahraga. Adapun tujuan dari olahraga rekreasi adalah :
  1. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan;
  2. membangun hubungan sosial, serta;
  3. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah maupun nasional.
Guna menjaga hal yang tidak diharapkan dalam olahraga rekreasi yang mengandung resiko maka harus mendapatkan persyaratan yang ditetapkan baik oleh perkumpulan atau organisasi olahraga.
Sedangkan yang dimaksud dengan olahraga prestasi adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana berjenjang dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengatahuan dan teknologi keolahragaan.
Untuk kemajuan olahraga prestasi dapat dilakukan melalui :
1. perkumpulan olahraga;
2. pusat litbang ilmu pengahuan dan teknologi keolahragaan;
3. pusat pembinaan olahraga prestasi;
4. diklat tenaga keolahragaan;
5. kelengkapan sarana dan prasarana olahraga prestasi;
6. sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga
7. sistem informasi keolahragaan; dan
8. melakukan/ mengikuti kejuaraan/perlombaan guna uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada tingkat daerah, nasionak dan internasional sesuai kemampuan olahragawan yang bersangkutan.
Kejuataan/perlombaan digelar dengan tujuan hendak dicapai dasarnya sebagaimana dalam AD/ART Bab VI Pasal 37 Ayat 2 adalah :
1. Memupuk persatuan dan Kesatuan Bangsa;
2. Meningkatkan Prestasi olahraga;
3. Meningkatkan ketahanan nasional
4. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat;
5. Menjaring bibit-bibit atlit potensial;
6. Mempererat persahabatan dan persaudaraan.
Pelatih perlu mempertimbangkan pertumbuhan dan kebugaran jasmani para atlet muda saat menyiapkan program, baik untuk latihan maupun kompetisi. Tidak ada latihan yang akan menghasilkan juara bila si atlet tidak memiliki atribut-atribut yang dipersyaratkan oleh cabang olahraga tersebut, dan pelatih harus realistik dalam menetapkan sasaran yang harus dicapai oleh para atlet muda tersebut.
Harus diajarkan teknik yang tepat dan benar agar prestasi dapat meningkat. Jangan membuat atlet-atlet muda kelelahan hanya gara-gara teknik yang dipelajarinya kurang tepat. Pelatih harus dapat menerima adanya penurunan kemampuan pada masa akil balik, terutama pada atlet yang anggota badannya bertambah panjang, mereka akan kesulitan mengontrol gerakan yang cepat.
Anak-anak bisa diajak bertanding agar berprestasi dalam olahraga kompetitif, namun cabang yang dipilih harus ditentukan secara cermat dan ini dilakukan dengan sangat hati-hati terutama bila olahraga yang dipilih memungkinkan terjadinya tackling, yang bagi mereka yang lambat kematangannya (terutama secara fisik) akan sangat merugikan. Sangat mungkin terjadi cedera, akibat dari ukuran, kekuatan dan daya ledak dari mereka yang terlebih dahulu tumbuh. Harap selalu diingat, anak-anak dengan usia yang sama sangat mungkin memiliki ukuran fisik dan kemampuan olahraga yang berbeda.
Jika suatu gerakan berpotensi menimbulkan stres, jumlah pengulangan yang harus dilakukan oleh atlet muda harus dibatasi. Perlu diupayakan pula untuk memodifikasi aturan permainan agar rotasi pemain/posisi kunci dalam permainan bisa berlangsung sesering mungkin. Hal ini penting bagi pengalaman batin anak-anak, agar masing-masing bisa merasa ikut berpartisipasi aktif dalam permainan.
Perhatian dan pengawasan secara khusus bagi atlet-atlet muda perlu dilakukan di area latihan beban. Beban berat (heavy resistance) sangat tidak dianjurkan diberikan bagi atlet di bawah usia 15 tahun. Beban ringan (low resistance), latihan daya tahan dengan menggunakan latihan beban dapat diberikan sebagai pendekatan untuk mempelajari teknik latihan beban yang benar, dan jumlah total repetisinya cukup 15–20 kali.
Untuk memberikan fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan antara misi dan tujuan, maka disusun Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) sebagai berikut :
1. Peningkatan SDM Pengurus dan Atlet sesuai dengan tuntutan perubahan paradigma olahraga yang berlaku;
2. Reorganisasi dan Tata Kerja Kepengurusan Cabang keolahragaan;
3. Sikap keteladanan dari pimpinan organisasi yang akuntabel dan transparan.
A. VISI DAN MISI
1. VISI
”Terwujudnya Olahraga Prestasi Dan Prestasi Olahraga Yang menjungjung Tinggi Sportivitas Dan Idealisme”
2. MISI
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pembinaan organisasi dan prestasi seluruh cabang olahraga di Kabupaten Sumenep.
b. Mengusahakan terpenuhinya sarana dan prasarana olahraga secara bertahap dan berkesinambungan;
c. Memantapkan terwujudnya koordinasi dengan organisasi, lembaga dan instansi terkait dalam rangka pembinaan keolahragaan.
NILAI-NILAI
Nilai – nilai menjadi acuan dalam memajukan keolahragaan di Kabupaten Sumenep, adalah sebagai berikut :
a. Disiplin : sikap perilaku dan perbuatannya selalu sesuai dengan aturan yang berlaku;
b. Sportivitas : bersikap obyektif dalam berbagai event keolahragaan;
c. Kerjasama : bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik dari pada bekerja sendiri.
B. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Dengan memperhatikan perkembangan dan dinamika keolahragaan di Kabupaten Sumenep, maka tujuan operasional yang ingin dicapai adalah :
a. meningkatkan kesiapan dab kemampuan organisasi olahraga dan atlet yang senantiasa menjunjung tinggi sportivitas dan idealisme bertanding (fair play).
b. Meningkatkan pemasyarakatan olahraga sehingga masyarakat memiliki kepedulian terhadap kegiatan olahraga.
c. Memantapkan pelaksanaan mekanisme kerja organisasi keolahragaan;
d. Menfasilitasi hubungan kerjasama dan kemitraan antara organisasi lembaga dan instansi terkait dalam upaya mendukung sukses dan berhasilnya berbagai program keolahragaan di Kabupaten Sumenep;
e. Meningkatkan profesionalisme Pengurus dan Atlet.
2. Sasaran
Sedangkan mengenai sasaran yang hendak diwujudkan KONI Kabupaten Sumenep masa bhakti 2006-2010, adalah sebagai berikut:
a. meningkatkan prestasi keolahragaan pada semua cabang olahraga
b. terciptanya cabang olahraga prioritas daerah yang merupakan unggulan olahraga di Kabupaten Sumenep.
c. Meningkatkan motivasi pengurus, atlet dan masyarakat untuk berperan aktif dalam proses pembinaan keolahragaan di Kabupaten Sumenep.
C. STRATEGI PENGEMBANGAN OLAHRAGA
1. Kebijakan
Kebijakan internal :
Solidalias dan Solidaritas jajaran Pengurus KONI Kabupaten Sumenep dalam mewujudkan prestasi olahraga.
Kebijakan eksternal :
a. memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
b. Meningkatkan koordinasi dalam upaya pembinaan organisasi dan prestasi seluruh cabang olahraga di kabupaten Sumenep.
2. Program dan Kegiatan
Sedangkan untuk penjabaran progran dan kegiatan yang direncanakan KONI Kabupaten Sumenep Masa Bhkati 2006-2010, adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Sekretariat;
1) Melaksanakan pengembangan sekretariat dengan standar pelayanan publik;
2) Melaksanakan pengembangan perangkat kerja sekretariat;
3) Menciptakan kegiatan kesekretariatan yang harmonis;
4) Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan kesejretariatan;
5) Melaksanakan dan meningkatkan sistem pelayanan;
6) Menciptakan kegiatan yang terbuka dan transparan.
b. Menagemen keolahragaan;
1) Melaksanakan pengembangan perangkat metoda pelatihan cabang olahraga;
2) Menciptakan melaksanakan kegiatan pelatihan cabang olahraga
3) Melaksanakan pengembangan strategi kepelatihan
4) Melaksanakan pengembangan bidang Pembinaan Prestasi;
5) Melaksanakan mengembangkan meningkatkan perolehan juara dalam ajang kejuaraan / perlombaan;
6) Melaksanakan dan mengembangkan Program Latihan, Program Kerja sebagai indikator keberhasilan pembinaan cabang olahraga;
7) Melaksanakan rencana pengembangan kepelatihan;
8) Melaksanakan tujuan yang akan dicapai guna sebagai standar prestasi yang optimal.
c. Meningkatkan sistem evaluasi dan pelaporan;
1) melaksanakan pengembangan perangkat model-model cabang olahraga
2) melaksanakan implementasi model evaluasi
3) Melaksanakan bidang perencanaan dan anggaran
4) Melaksanakan pengembangan bidang media dan promosi
5) Melaksanakan pengembangan adminstrasi Pengurus cabang olahraga;
6) Melaksanakan mengimplementasikan hasil pelatihan cabang-cabang olahraga
7) Melaksanakan pengembangan pelaporan yang tapat waktu.
d. Meningkatkan minat masyarakat dalam kegiatan keolahragaan;
1) Melaksanakan pengembangan sarana informasi keolahragaan kepada masyarakat;
2) Melaksanakan pengadaan buku keolahragaan bentuk perpustakaan mini;
3) Melaksanakan pengembangan media keolahragaan;
4) Melaksanakan kegiatan olahraga bersifat masal;
e. Meningkatkan event pertandingan/kejuaraan daerah;
1) melaksanakan pengembangan berbagai kejuaraan
2) kejuaraan berdasarkan kelompok umur dan tingkatan sesuai dengan aturan pada masing-masing cabang olahraga
f. Meningkatkan dan menyiapkan sarana dan prasarana cabang olahraga;
1) Melaksanakan pengembangan sarana keolahragaan;
2) Melaksanakan pengembangan prasarana keolahragaan;
3) Melaksanakan pengembangan managemen pertandingan
4) Melaksanakan pengembangan bidang pertandingan sebagai ajang pemandu bakat atlet yang berprestasi serta menambah jam bertanding;
g. Meningkatkan perolehan dana keolahragaan;
1) Melaksanakan tambahan dari dana APBD;
2) Melaksanakan penggalangan dana dari berbagai sumber;
3) Melaksanakan pengembangan jalinan kerja sama dengan penyandang dana;
4) Melaksanakan pemberian bonus bagi atlet, Pelatih, Wasit dan Pembina yang berprestasi.
h. Mengembangkan dan melaksanakan dalam pembibitan;
1) Melaksanakan pengembangan kegiatan standarisasi bibit atlet yang potensial;
2) Melaksanakan pengembangan kegiatan pemanduan bakat atlet
i. Standarisasi dalam pencarian bibit atlet olahraga;
1) membuat standarisasi atlet potensial pada masing-masing cabang olahraga;
mengembangkan sistem promosi dan degradasi atlet potensial terhadap masing-masing cabang olahraga dengan terbentuknya tim menitoring dan evaluasi.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menemukan masalah. Menumpuknya persoalan merupakan suatu beban kejiwaan yang memberi tekanan terhadap dinamika, kreativitas dan inisiatif berfikir. Ketidakmampuan dalam memecahkan masalah, akan menyebabkan manusia dalam situasi kehidupan yang penuh dengan tekanan (stress) dan pada akhirnya mengarah pada kehidupan frustasi. Dalam kaitan ini, olahraga menawarkan suatu bentuk aktivitas yang berupa pemecahan masalah. Melalui geraknya manusia dapat mengeksplorasi dirinya serta dapat mengetahui potensi dan sekaligus kelemahan dirinya di tengah-tengah orang lain. Akhirnya dengan berolahraga manusia dilatih untuk memecahkan masalah dengan jalan mengenal potensi dan kelemahan dirinya serta mengenal potensi dan kelemahan orang lain untuk dapat dijadikan rujukan dalam upaya memecahkan masalah. Dalam kaitan ini, olahraga merupakan sarana untuk mencari dan mengenal jati diri.
Salah satu strategi dalam menghadapi persoalan kehidupan adalah memupuk dan membentuk keterampilan sosial dan kecerdasan emosional. Untuk itu, manusia harus mampu berkomuniasi, berinteraksi, berintegrasi dan bekerjasama dengan orang lain. Selain itu, perasaan empati dan kemampuan dalam mengendalikan diri merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Keterampilan sosial dan kecerdasan emosional merupakan aspek-aspek kepribadian yang perlu ditumbuh-kembangkan dan dibentuk secara kokoh kepada siswa. Dalam kaitan ini, olahraga merupakan sarana yang efektif untuk pembentukan keterampilan sosial dan kecerdasan emosional. Olahraga merupakan sarana yang efektif untuk melatih diri berkomunikasi, berintegrasi, dan berinteraksi serta bekerja sama dengan orang lain. berolahraga merupakan sarana untuk pengendalian diri manusia.
Kontribusi Nilai-nilai Aktivitas Fisik Terhadap Perkembangan Manusia dapat digambarkan menurut Gabbard, LeBlanc dan Lowy (1987: 5) mengemukakan berbagai kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan manusia sebagaimana tampak dalam Gambar 1.
KOGNITIF:
- Stimulus untuk berpikir (inkuiri, kreativitas)
- Kemampuan Perseptual
- Kesadaran Gerak
- Penguatan akademik*)
AFEKTIF:
- Kesenangan
- Konsep diri
- Sosialisasi
- Sikap
- Apresiasi untuk aktivitas fisik
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN BELAJAR MELALUI AKTIVITAS FISIK
PSIKOMOTOR :
- Pertumbuhan biologis
- Kesegaran, kesehatan dan yang berkaitan dengan keterampilan
- Efisiensi gerak
- Perbendaharaan keterampilan gerak

Gambar 1. Kontribusi aktivitas fisik terhadap perkembangan pertumbuhan dan perkembangan (Gabbard, LeBlanc, dan Lowy, 1987: 5).
a) Untuk memberikan fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan antara misi dan tujuan, maka disusun Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) sebagai berikut :
b) Peningkatan SDM Pembina olahraga sesuai dengan tuntutan perubahan paradigma olahraga yang berlaku;
c) Reorganisasi dan Tata Kerja Kepengurusan Cabang keolahragaan;
d) Sikap keteladanan dari pimpinan organisasi yang akuntabel dan transparan.
E. PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK
Dengan meningkatnya ukuran-ukuran dan makin matangnya fungsi-fungsi jasmani, anak-anak juga akan memperoleh perkembangan kemampuan dalam keterampilan motorik. Meskipun sebagian besar perilaku merupakan hasil belajar, perlu diingat bahwa faktor kematangan sangat berpengaruh dan akan membatasi jenis-jenis keterampilan yang dapat dipelajari dan seberapa banyak keterampilan yang mampu dipelajari. Kecakapan dalam keterampilan motorik sangat dipengaruhi oleh tingkat perkembangan jasmani.
Perkembangan perilaku motorik terdiri dari 5 tahap, yaitu: tahap reflektif, elementer, gerak dasar, spesifik dan spesialisasi. Perincian dari kelima tahap tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Tahap Perilaku Motorik
TINGKAT PERKEMBANGAN
TAHAPAN
CONTOH KARAKTERISTIK PERILAKU
Sebelum lahir – masa bayi
(-5 bln – 1 tahun)
Reflektif
Menghisap, meraih, fleksi, ekstensi, postural adjustments
Masa bayi
(0 sampai 2 tahun)
Elementer
Berguling, duduk, merangkak, merambat, berdiri, berjalan, meraih
Awal masa kanak-kanak
(2 sampai 7 tahun)
Gerak dasar
Lokomotor, nonlokomotor, manipulatif, dan kesadaran gerak
Pertengahan-hingga akhir masa kanak-kanak
(8 sampai 12 tahun)
Spesifik
Penyempurnaan gerak dasar dan kesadaran gerak; gerak dasar tari-tarian, permainan/ olahraga, senam dan aktivitas akuatik
Remaja sampai dewasa
(12 tahun ke atas)
Spesialisasi
Aktivitas rekreasional dan atau sampai kompetitif.
(Sumber: Carl Gabbard, Elizabeth LeBlanc & Susan Lowy. Physical Education for Children: Building the Foundation. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc. 1987, p:22)
F. IMPLIKASI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN GERAK
1. Harus ada kesempatan bagi anak untuk memperbaiki kemampuan gerak dasarnya, baik dalam gerak lokomotor, nonlokomotor maupun manipulatif.
2. Anak-anak membutuhkan bantuan untuk melewati masa transisi dari tahap gerak dasar menuju ke tahap gerak-gerak spesialisasi.
3. Berikan dukungan dan yakinkan anak-anak bahwa rumah dan sekolah adalah tempat yang aman bagi mereka
4. Pemberian semangat dan penguatan positif yang berlimpah dari orang dewasa sangat dibutuhkan untuk pengembangan konsep diri yang positif.
5. Peluang dan dorongan untuk bereksplorasi dan melakukan berbagai percobaan gerak melalui tubuh mereka sendiri dan berbagai objek yang ada di lingkungannya, akan meningkatkan efisiensi persepsi motorik.
6. Pada saat yang tepat, perkenalkan mereka pada aktivitas tim atau kelompok secara bertahap
7. Aktivitas imajeri dan mimetic (menirukan sesuatu) sangat efektif dimasukkan dalam program, sebab di tahun-tahun awal dalam periode ini, imajinasi anak sangat hidup.
8. Mereka sangat menikmati aktivitas yang diiringi musik dan bentuk-bentuk gerak ritmik. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar.
9. Pada tahapan ini, cara belajar terbaik bagi anak adalah dengan partisipasi aktif. Mengintegrasikan konsep-konsep akademik dalam aktivitas gerak, menyediakan peluang untuk memberi penguatan terhadap keterampilan berpikir kritis.
10. Aktivitas memanjat dan menggelantung bermanfaat untuk mengembangkan tubuh bagian atas. Oleh sebab itu sebaiknya aktivitas ini diberikan secara terprogram
11. Mendiskusikan situasi dan strategi permainan yang mencakup hal-hal seperti, siapa yang akan mendapat giliran pertama, fair play, tidak boleh curang, dan nilai-nilai universal lain, sangat bermanfaat untuk membuat anak-anak makin memahami dan membedakan mana yang benar dan salah.
12. Mulai untuk mengasah ketepatan, bentuk dan keterampilan dalam melakukan suatu bentuk gerak.
13. Biasakan anak-anak untuk terlebih dahulu berpikir sebelum mereka dilibatkan dalam suatu aktivitas. Bimbing mereka untuk mempertimbangkan timbulnya kemungkinan-kemungkinan yang membahayakan; hal ini ditujukan untuk mengurangi atau meredam perilaku mereka yang ugal-ugalan.
14. Mulai perhatikan postur atau bentuk tubuh mereka saat beraktivitas. Mereka sudah harus dibiasakan untuk melakukan aktivitas dengan garis tubuh yang benar.
15. Aktivitas ritmik sangat efektif untuk meningkatkan dan memperbaiki koordinasi.
16. Gerak-gerak spesialisasi meningkat dan menjadi lebih baik di akhir periode ini. Oleh sebab itu anak-anak perlu diberi banyak kesempatan berlatih dan disemangati.
17. Mereka dapat mulai diajak melakukan aktivitas olahraga untuk anak-anak atau remaja, pada cabang yang sesuai dengan minat mereka.
G. BENTUK DAN METODE LATIHAN
a. Menganalisis pengaruh gerak stabilias terhadap kemampuan fisik.
Tabel 1.
Analisis pengaruh gerak stabilitas terhadap kemampuan fisik.
Gerak Stabilitas
Komponen Fisik
· membungkuk
· meregang
· memutar
· mengayun
· handstand
· memutar tubuh
· mendarat
· berhenti
· mengelak
· keseimbangan
· kelentukan, kelincahan
· kelentukan
· kelentukan, kelincahan
· kelentukan, kekuatan
· kekuatan
· kelentukan
· koordinasi
· kelincahan
· kelincahan, kelentukan
· keseimbangan
b.Menganalisis pengaruh gerak lokomotor terhadap kemampuan fisik.
Tabel 2.
Analisis pengaruh gerak lokomotor terhadap kemampuan fisik.
Gerak Lokomotor
Komponen Fisik
· berjalan
· berlari
· meloncat
· melompat
· melayang
· meluncur
· berjingkrak
· memanjat
· daya tahan
· daya tahan, kecepatan
· power
· power
· power
· kelincahan
· power
· kekuatan, koordinasi
c. Menganalisis pengaruh gerak manipulasi terhadap kemampuan fisik.
Tabel 3.
Analisis pengaruh gerak manipulasi terhadap kemampuan fisik.
Gerak Manipulasi
Komponen Fisik
· melempar
· menangkap
· menendang
· menjerat/menjebak
· menyerang
· voli
· melambung
· memelanting
· bergulir
· menggelinding
· menyepak
· power, keterampilan
· koordinasi, keterampilan
· power, keterampilan
· kelincahan
· kelincahan, kecepatan
· koordinasi
· koordinasi
· koordinasi
· koordinasi, kelentukan
· koordinasi, kelentukan
· power, keterampilan
2. Menyusun program disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (usia anak).
Dilihat dari sudut tingkat pertumbuhan dan perkembangan, anak usia antara 6-12 tahun memiliki tingkat kemampuan gerak dasar dan dilanjutkan usia 13-15 serta usia 16-18 dalamrangka pembentukan pada Pendidikan jasmani. Oleh karena itu, aktivitas fisik anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan tersebut.
3. Menganalisis Pengaruh kemampuan gerak terhadap kemampuan fisik
Kemampuan fisik dapat tercermin dalam komponen fisik terdiri dari kecepatan, kekuatan, dan daya tahan, kelincahan, Kelentukan, Waktu reaksi, Power, Koordinasi dan lain-lain.
Kemampuan gerak dasar meliputi, kemampuan gerak lokomotor, stabilitas dan gerak manipulasi. Masing-masing kemampuan gerak ini memiliki unsur-unsur yang berbeda. Dari komponen kemampuan gerak tersebut, kemudian diidentifikasi, dianalisis, dan dipilih yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Demikian juga untuk komponen fisik perlu diidentifikasi, dianalisis, dan dipilih yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Aspek fisik ini memiliki komponen-komponen, seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelenturan, kelincahan, dan lain-lain.
Setelah komponen kemampuan gerak dan kemampuan fisik diidentifikasi, dianalisis, dan dipilih, maka langkah selanjutnya dikembangkan dalam bentuk program pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
4. Menyusun atau mengemas dalam bentuk program game atau sirkuit
Langkah terakhir dalam menyusun program pelajaran adalah menyusun program pelajaran yang berisi beberapa komponen kemampuan gerak yang dikemas dalam bentuk permainan (game) atau dalam bentuk sirkuit.
a. Metode dengan Permainan (Game)
Anak usia 6-12 tahun merupakan masa atau usia bermain. Oleh karena itu, penyajiannya harus disesuaikan dengan dunia anak, yaitu dalam suasana bermain. Pendekatan dengan metode game akan dapat mendorong anak untuk bergerak dan terlibat aktif dalam kondisi tersebut. Salah satu cara yang dapat dipakai dengan metode sirkuit.
Tujuan
Kemampuan Gerak
PROGRAM
PEMBELAJARAN FISIK
Metode:
- Permainan (Game)
- Sirkuit
Komponen Fisik
Gambar : Skema Proses Penyusunan Program Pembelajaran
b. Metode Sirkuit
Menantang anak melalui aktivitas sirkuit keterampilan merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan di dalam rentang keterampilan dan aktivitas yang luas. Sirkuit keterampilan dikarakteristikkan dengan (1) berbagai pos yang terpisah; (2) tiap pos memerlukan keterampilan yang berbeda untuk anak; dan (3) menyiapkan sebuah tempat, tempat bermain atau di dalam ruangan atau gedung. Pos-pos tersebut dirancang untuk mendorong partisipasi maksimum dan peningkatan individu.
Sebanyak pos yang diperlukan dapat disiapkan, dengan 12 pos sebagai jumlah maksimum yang disarankan. Anak harus bekerja di dalam kelompok yang berisi 2 atau 3 anak agar supaya tiap anak memperoleh tingkat keterlibatan yang tinggi dalam keterampilan tertentu. Dalam aktivitas-aktivitas tertentu memerlukan pasangan, agar kelompok yang berisi 3 anak, memastikan bahwa tiap anak memiliki giliran dengan pasangannya. Rentang waktu yang disarankan untuk tiap pos 50 detik, diikuti dengan istirahat atau interval 10 detik. Salah satu cara yang efektif untuk mengatur pelaksanaan sirkuit ini adalah dengan menyusun, misalnya sebuah tape musik, yaitu 50 detik dengan musik ....., 10 detik tanpa musik ....., 50 detik dengan musik ....., 10 detik tanpa musik ...., dan seterusnya. Dengan cara ini anak akan mengetahui kapan bergerak dan kapan bersiap-siap untuk melakukan pada pos selanjutnya. Anak harus diberi penjelasan secukupnya mengenai cara pelaksanaan.
Sirkuit keterampilan merupakan bentuk aktivitas yang dapat dilakukan kapan saja dan untuk cabang olahraga apa saja. Konsep sirkuit bukan merupakan hal yang baru. Pelatih dapat menggunakan sirkuit ini dalam mengajar/melatih.
Kelompok Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
l Pada SD dan SMP dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat
l Pada SMA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerjasama, dan hidup sehat.
BUDAYA HIDUP SEHAT
Termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual maupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, Demam Berdarah, Muntaber, dan penyakit lain yang potensial
l Pada SD dan SMP dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat
l SMP – a. Memahami Pola Makanan Sehat
b. Memahami perlunya keseimbangan gizi
c. Memahami berbagai Penyakit Menular Seksual
d. Mengenal bahaya seks bebas
e. Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat
f. Memahami cara menghindari bahaya kebakaran
g. Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam
Pada SMA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerjasama, dan hidup sehat.
SMA – a. Menganalisis bahaya penggunaan narkoba
b. Memahami berbagai peraturan perundangan tentang Narkoba
c. Menganalisis dampak seks bebas
d. Memahami cara menghindari seks bebas
e. Memahami bahaya HIV/AIDS
f. Memahami cara menghindari penularan seks bebas
Renstra Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Th 2005 – 2009
Penerapan Pola Hidup Sehat
Dimulai dengan adanya pembiasaan hidup sehat yang dapat dicapai melalui proses “pendidikan dan pembudayaan”, sehingga peningkatan kualitas jasmani yang meliputi perbaikan status gizi, peningkatan status kesehatan dan kesegaran jasmani.
Kesemuanya ditempuh melalui empat substansi pokok, yaitu pengembangan kesegaran jasmani, pendidikan jasmani, pendidikan kesehatan dan pendidikan keterampilan hidup sehat.
Materi Pendidikan Kesehatan PerMen 22 Tahun 2006
TK – a. Kebersihan dan kesehatan pribadi
b. Kebersihan dan kerapihan lingkungan
c. Makanan dan minuman sehat
Materi
SMP – a. Memahami Pola Makanan Sehat
b. Memahami perlunya keseimbangan gizi
c. Memahami berbagai Penyakit Menular Seksual
d. Mengenal bahaya seks bebas
e. Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari
lingkungan yang tidak sehat
f. Memahami cara menghindari bahaya kebakaran
g. Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam
Salah satu tujuan pembangunan pendidikan nasional jangka menengah 2005 – 2009 adalah meningkatkan kualitas jasmani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar