Animated Spinning Kunai - Naruto

Kamis, 12 Januari 2017

Tarung Derajat Naik Tingkat Harus Menang Berkelahi di Jalanan

Tarung Derajat Naik Tingkat Harus Menang Berkelahi di Jalanan

Bandung – Cabang olahraga beladiri Tarung Derajat pada mulanya lebih dikenal beladiri boxer, yang dikembangkan oleh Drs. Achmad Drajat atau yang akrab disapa Aa Boxer. Olahraga ini berawal dari pengalaman dan perjuangan hidup Aa dalam pergaulan di sebuah daerah di Kota Kembang.
Di masa mudanya itu, Aa kerap berkelahi menyusul di lingkungan tempat tinggalnya sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik. Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu dan selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok. Terkadang perkelahian hebat terjadi karena hal yang sepele dan terpaksa.
Akhirnya, Aa yang memiliki postur badan tegap dan padat, serta berotot kekar, semakin terasah dalam beladirinya. Menang-kalah sudah biasa, bahkan menjadi bosan. Hingga pada akhirnya, Aa mulai menciptakan teknik beladiri yang praktis agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya. Semuanya itu terdiri dari empat unsur, yakni gerakan memukul, menendang, menangkis/ mengelak dan membanting, yang mana tidak dimiliki orang lain.
Selain itu, bentuk latihan beladiri yang telah berhasil diciptakannya mampu membentuk fisik secara prima, badan kekar dan kuat untuk dididik menjadi insan beladiri yang berhati nurani lembut.
Sejak itulah, olahraga beladiri Boxer mulai dikenal dan banyak rekan-rekannya serta pemuda lain turut mempelajarinya. Sebenarnya, Aa menciptakan beladiri ini hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, Aa baru berusia 18 tahun. Tepat pada 1972, nama wadah perkumpulan yang menaungi olahraga ini terwujud, yakni AA BOXER. Dalam perkembangannya, beladiri ini menjadi anggota KONI dan berganti nama menjadi Tarung Derajat yang arti harfiahnya adalah cara berjuang mempertahankan diri ala Achmad Drajat.


Tarung Jalanan
Wakil Bupati Bandung, yang juga ketua DPD PDIP Kabupaten Bandung, Yadi Srimulyadi ternyata terdaftar menjadi alumni angkatan pertama Satlat Majalaya, Tarung Derajat, yang pertama terbentuk pada tahun 1973. Hal ini terungkap saat acara silahturahmi angkatan pertama Tarung Derajat yang dilaksanakan di rumah kediaman, Wakil Bupati Bandung, H. Yadi Srimulyadi di Perumahan Batu Nunggal, Buah Batu, Bandung, Sabtu (27/10). Hadir pada kegiatan tersebut, diantaranya Sang Guru, GH Drs. Achmad Drajat (Aa Boxer), Sang Guru Muda, para pengurus Pengda Kodrat Jabar, serta petarung pertama yang dimiliki oleh Tarung Derajat.
“Saya punya kenangan yang tidak bisa dilupakan pada era tahun 70-an, dimana setiap anggota bela diri Tarung Derajat yang ingin naik tingkat, setiap anggota harus pernah berkelahi di jalanan. Bila perlu carilah musuh. Dan jika kalah, maka tingkatnya akan turun bukannya naik,” ungkap Yadi. Pada saat itu, kenang Yadi yang menjadi orang pertama sebagai Sekum Satlat Tarung Derajat Majalaya, Bandung, Tarung Derajat masih belum tergabung dalam KONI. Sehingga untuk mencari jati diri harus bertarung di jalanan. Kala itu, Yadi melanjutkan , setiap ada perguruan lain yang ingin mendirikan di Majalaya pasti diajak berkelahi. Tetapi harus menang, sebab kalau kalah berkelahi di jalanan, Sang Guru, Aa Boxer akan marah.
Menanggapi komentar Yadi, dengan tersenyum menghilangkan wajah sangar Aa Boxer mengaku, pada masanya dulu jika ingin naik tingkat harus selalu menang bila berkelahi di jalanan. Tapi para anggotanya tidak pernah ada yang berurusan dengan kepolisian dan militer.
Malahan para asuhannya sering diminta bantuan untuk urusan “keamanan” di Jabar. Menyinggung adanya keinginan dari para Amuni yang kini sudah berusia lanjut untuk membuat jurus yang diperuntukkan bagai para orang tua, Aa Boxer mengatakan konsep itu sudah dipikirkan sejak lama. Tinggal disosialisasikan kepada alumni dan masyarakat.
Hasil usaha dan perjuangan yang sebelumnya tidak pernah disangka akan menjadi seperti ini akhirnya tumbuh dan berkembang. Apalagi setelah masuk menjadi anggota KONI pada tahun 1998. Ditunjang oleh semangat dari murid-muridnya, Keluarga Olahraga Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan KODRAT telah menyebar di 20 propinsi di Indonesia, dan juga sampai ke negara-negara lain khususnya Asia Tenggara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar