Animated Spinning Kunai - Naruto

Selasa, 17 Januari 2017

6 Manfaat Latihan Bela Diri untuk Anak

6 Manfaat Latihan Bela Diri untuk Anak

27 Sep
4
1. Motorik lebih kuat.
Gerakan memukul, menendang, merunduk, melompat, menghindar, berputar, berlatih keseimbangan, dan lainnya kerap diterapkan saat berlatih bela diri. Belum lagi dengan gerakan-gerakan pemanasan atau gerakan untuk menguatkan otot-otot, seperti berlari, sit up, push up, berjalan jongkok, dan lainnya. Semua gerakan tersebut melatih motorik anak menjadi lebih kuat, cekatan, cepat dan tangkas.
2. Lebih bugar dan sehat.
Tubuh yang secara teratur diajak berolahraga secara otomatis akan meningkatkan kebugarannya, karena otot-otot terlatih untuk bergerak, tidak kaku, dan tidak mudah keseleo atau terkilir. Dengan begitu, sistem metabolisme tubuhpun bekerja lebih baik yang membuat daya tahan tubuh meningkat, sehingga anak tidak mudah sakit. Jadi, tubuhnya akan kembali sehat.
3. Melatih keberanian.
Anak harus menghadapi segala sesuatu dengan segenap kemampuannya, berani berkata jujur dan benar, bertindak benar, berani berinisiatif, berani menolong orang, berani mempertahankan haknya, dan sebagainya. Pasalnya berlatih beladiri bukan saja melatih jurus-jurus tetapi juga mentalnya. Sebelum atau setelah latihan, para pelatih biasanya mengajak siswanya berbincang mengenai apa yang harus siswa lakukan di luar tempat latihan, menotivasi mereka untuk berlaku benar sebagai wujud dari sikap ksatria.
4. Melepas energi negatif.
Pada dasarnya anak memiliki energi negatif. Mungkin karena ia menyimpan kekesalan, kemarahan, kekecewaan, dan lainnya. Energi negatif ini perlu penyaluran yang tepat. Nah, berlatih bela diri adalah salah satu cara mengeluarkan energi negatifnya dengan cara positif. Ia bisa memukul bantalan karet, berguling di atas matras, melompat, berteriak, berlari, dan lainnya. Jika emosi negatifnya tersalurkan dengan baik, maka secara emosi anak akan merasa lebih nyaman dan emosinya pun bisa lebih stabil.
5. Meningkatkan kedisiplinan dan komitmen
Setiap olahraga bela diri memiliki aturan masing-masing. Salah satunya adalah anak harus disiplin. Ia harus datang tepat waktu, mengikuti instruksi pelatih, harus memakai seragam, tidak boleh bermain-main, harus bekerja sama dengan siswa, saling menghormati, tidak boleh menggunakan kemampuan dengan sembarangan, menolong sesama, dan sebagainya. Latihan seperti ini akan menguatkan serta meningkatkan kedisiplinan dan komitmen anak. Tak mustahil anak juga akan menerapkan disiplin dan komitmen pada hal lain, seperti mengerjakan tugas sekolah, belajar di rumah, datang tepat waktu ke sekolah, menghormati teman, dan lainnya.
6. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Di tempat latihan bela diri anak akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang: ada pelatih, siswa lain, pengurus, bahkan mungkin orangtua dari teman. Dengan begitu interaksi anak jadi lebih terbuka sehingga ia bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya. Beberapa anak mungkin malu-malu, tugas kita lah membangun keberaniannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik.

Prinsip Gerak dan Jurus Tarung Derajat

Prinsip Gerak dan Jurus Tarung Derajat


Gerak dan Jurus
Gerak dan Jurus
SENYAWA GERAK, BERTAHAN-MENYERANG-MEMATIKAN
 merupakan pengembangan dari potensi yang dimiliki manusia, karena manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna.
Dasar dari gerakan dan jurus Tarung Derajat adalah refleks/naluri/insting, yang terkristalisasi melalui pengalaman. Refleks dan pengulangan, refleks bersenyawa dengan kreatifitas kemudian melalui proses terlatih, yaitu latihan dan latih tanding. Sesuai dengan latar belakang penciptaan, seluruh gerak dan jurus dalam Tarung Derajat terbentuk dalam kaidah praktis, efektif, realistis dan rasional.
Dalam pengembangan jurus, Tarung Derajat membentuk seluruh tubuh menjadi senjata, dan segala sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitarnya adalah juga senjata. Semua ini membentuk Tarung Derajat menjadi suatu seni keperkasaan diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih teknik, taktik dan strategi pergerakan tangan, kaki, kepala, serta anggota tubuh lainnya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan-menyerang, dengan kemampuan otot, otak dan nurani. Lima unsur daya gerak khas dalam Tarung Derajat yaitu Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan.
Seluruh gerakan merupakan senyawa teknik bertahan-menyerang-mematikan. Setiap gerakan dan jurus Tarung Derajat merupakan senyawa gerak reaksi dari suatu aksi. Posisi pertama atau posisi dasar adalah pertahanan dan ketahanan diri. Posisi bukan pertahanan pasif, tetapi sekaligus merupakan posisi dasar menyerang.
TANGAN DAN PUKULAN
Dalam Tarung Derajat mengenal enam jenis pukulan, yaitu:
– Pukulan lurus {1x, 2x dan 3x};
– Pukulan gibas {dalam, luar, atas dan bawah};
– Pukulan sikut {samping, atas dan bawah};
– Pukulan sentak {atas dan bawah};
– Pukulan cepat {tunggal, double dan beruntun};
– Pukulan lingkar {dalam, luar, atas dan bawah}
Masing-masing pukulan memiliki karakteristik yang berlainan, dari segi gerak maupun efeknya.
Dalam melakukan teknik pukulan, terdapat lima gerakan utama, yaitu:
– Membentuk kepalan;
– Rapat lengan bawah dengan lengan atas;
– Meluruskan lengan;
– Menarik lengan; dan
– Kembali ke posisi awal.
Masing-masing gerakan memiliki efek masing-masing yang akan menentukan evektifitas pukulan.
Dengan uraian gerakkan membentuk kepalan adalah merapatkan jari-jemari hingga tidak ada rongga udara didalamnya gerakan, merapatkan lengan atas dengan lengan bawah membidik titik sasaran. Garis lurus yg terbentuk dari pangkal lengan ke kepalan akan menunjuk ke arah titik sasaran yang diincar. Gerakan mengayun dan hentakkan bahu saat meluruskan lengan memberikan kekuatan [power] awal pukulan yang bersenyawa dengan gerakan berikutnya. Gerakan meluruskan lengan yang baik manakala lengan bawa dan lengan atas dalam keadaan rapat dan bahu memberi efek lecutan dan jangkauan saat titik kena menyentuh titik sasaran.
Efektifitas dari pukulan merupakan senyawa dari kekuatan [hentakkan], kecepatan [lecutan], dan ketepatan [ke titik sasaran]. Dua gerakan terakhir, menarik lengan dan kembali pada posisi siaga di lakukan untuk melakukan serangan susulan atau antisipasi gerakan lawan. Seperti telah di sebutkan di atas, karena ketepatan pukulan di tentukan oleh ”bidikan lengan”, garis yang di bentuk dari pangkal lengan dan kepalan harus benar-benar mengarah ke titik sasaran. misalnya titik sasaran pada wajah adalah titk antara dua mata, mata, hidung, dagu, telinga, dan leher.
Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Ujung kepalan tangan yang memiliki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik sasaran serupa, misalnya pada mata, hidung, pelipis, telinga dan rahang Untuk mencapai titik sasaran pada muka yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang baik dan benar.
KAKI DAN TENDANGAN
Dalam Tarung Derajat dikenal lima jenis tendangan, yaitu:
– Tendangan lurus;
– Tendangan samping;
– Tendangan belakang;
– Tendangan lingkar {dalam, luar dan belakang};
– Tandangan kait {depan dan belakang}
Masing-masing tendangan memiliki karakteristik yang berlainan, dari segi gerak maupun efeknya.
Dalam melakukan teknik tendangan, terdapat empat gerakan utama, yaitu:
– Mengangkat lutut;
– Meluruskan kaki;
– Menarik kaki; dan
– Kembali ke posisi awal.

Masing-masing gerakan memiliki efek masing-masing yang akan menentukan evektifitas tendangan.
Dengan uraian gerakkan mengangkat lutut adalah gerakan membidik titik sasaran. Garis lurus yg terbentuk dari pangkal paha ke lutut akan menunjuk ke arah titik sasaran yang diincar. Gerakan mengayun saat mengangkat lutut memberikan kekuatan [power] awal tendangan yang bersenyawa dengan gerakan berikutnya. Gerakan mengangkat lutut yang baik manakala paha dan betis dalam keadaan rapat. Gerakan meluruskan kaki adalah gerakan yang akan memberi efek lecutan saat titik kena menyentuh titik sasaran.

Efektifitas dari tendangan merupakan senyawa dari kekuatan [ayunan], kecepatan [lecutan], dan ketepatan [ke titik sasaran]. Dua gerakan terakhir, menarik kaki dan kembali pada posisi siaga di lakukan untuk melakukan serangan susulan atau antisipasi gerakan lawan. Seperti telah di sebutkan di atas, karena ketepatan tendangan di tentukan oleh ”bidikan lutut”, garis yang di bentuk dari pangkal paha dan lutut harus benar-benar mengarah ke titik sasaran. misalnya titik sasaran pada wajah adalah titk antara dua mata, mata, hidung, dagu, telinga, dan leher.
Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Punggung kaki yang memiliki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik sasaran serupa, misalnya pada telinga dan rahang Untuk mencapai titik sasaran pada muka yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang baik dan benar.

Kamis, 12 Januari 2017

Asal Usul Tarung Derajat (Aa Boxer)

Asal Usul Tarung Derajat (Aa Boxer)


       Berawal dari pengalaman yang tidak menyenangkan dan perjuangan hidup yang keras, AA Boxer panggilan akrab dari Drs.Achmad Drajat selalu mencoba untuk mempertahankan diri dari segala bentuk perkelahian yang kerap dialaminya pada masa muda dahulu. Memang menurutnya pada tahun 1960 an, di lingkungan tempat tinggalnya, AA Boxer sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik.
Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu, selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok, bahkan dirinya menjadi ikut terlibat, bukan AA Boxer yang memulai, tetapi timbul dari keadaan yang terpaksa. Pengalaman hidup yang selalu tidak menyenangkan ini telah membekas pada dirinya. "Dari bosan kalah itulah timbul niat untuk menciptakan beladiri", Akhirnya ia mencoba menciptakan teknik-teknik beladiri yang praktis untuk dapat mengangkat kembali kehormatan dirinya agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya yang bertubuh besar.
Setelah ditelaah ternyata dalam perkelahian yang selalu dialaminya, ia menemukan 4 unsur gerakan, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak dan membanting. Dalam benaknya timbul, "Kalau ingin menang dalam berkelahi harus mempunyai cara untuk memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain". Dari sini diproses, karena pada dasarnya tangan dapat digerakkan secara alamiah sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Semangat dan ketekunan telah membentuk dirinya menjadi mahir untuk membela diri.
 Kematangan dalam beladiri semakin bertambah tatkala ada orang yang dengan sengaja ingin mencoba dan mengajak beradu fisik. Bahkan memberanikan diri untuk melindungi orang yang merasa tertindas atau disakiti oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sejak itu, beberapa pemuda berdatangan ingin mempelajari ilmu beladiri yang dimilikinya. Pada saat inilah panggilan dan julukan AA BOXER mulai melekat pada dirinya.
Awalnya, AA Boxer tidak berkeinginan untuk mengajari orang untuk beladiri. Ia menciptakan beladiri hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, AA Boxer baru berusia 18 tahun. Dari beberapa orang, kemudian menyebar dan tumbuh cukup pesat, seperti bola es yang menggelinding makin lama makin besar. 
Timbul pemikiran untuk membentuk suatu wadah perkumpulan yang mempunyai nama, lahirlah beladiri itu secara ilmiah dari nama panggilan sehari-hari, AA BOXER. Tepatnya tahun 1972, beladiri yang diciptakannya kini sudah memiliki nama. Perjalanan mengajar dan melatih, tumbuh berkembang sampai timbul permintaan untuk mengajar di daerah lain.

" AA BOXER" 
Sebelum dinamakan Tarung Derajat, BOXER metode Dradjat Adalah satu beladiri yang lahir dari kerasnya Kota Bandung, Kata Boxer sendiri sebetulnya tidak ada kaitannya dengan istilah Boxer apapun juga. Boxer disini adalah nama julukan (AA BOXER) yang melekat pada Sang Guru Haji Achmad Dradjat, panggilan itu melekat dalam kehidupan sehari-hari beliau dan pada hakekatnya adalah merupakan nilai dari has...il perjuangan hidup beliau yang telah berhasil menciptakan cara tarung sendiri, hingga berdiri menjadi satu perguruan yg absolut diakui prosesnya sangat panjang dan berliku. melalui berbagai hantaman Badai deras yg menerjang di Rimba nyata para jagoan yg harus di tundukan Oleh Achmad Dradjat, dan ketika Mentari telah bersinar mari... terus kita kembangkan bela diri ini di bumi persada Indonesia sebagai satu karya anak bangsa yang bercita-cita memberikan kontribusi terbaik bagi nusa dan bangsa melalui pembinaan moral dan mental Ksatria Pejuang Pejuang Ksatria, Karena Nafas pertarungan kita ialah Persaudaraan, Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri. BOX.


TARUNG DERAJAT
Tarung Derajat Adalah logika dan tindakan moral yang pragmatis yaitu sebagai sebuah ilmu olahraga seni bela diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional. Terutama dalam proses pendidikan dan pelatihan, seluruh pergerakan anggota tubuh beserta bagian-bagian penting lainnya seperti kaki, tangan, kepala dsb dilakukan dalam rangka menguasai dan menerapkan lima unsur daya gerak yaitu : Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan.
Lima unsur itu melekat secara agresif dan dinamis dalam gerakan-gerakan pukulan, tendangan, bantingan, kuncian, serta teknik- teknik dan strategi bertahan-menyerang lainnya yang praktis dan efektif suatu pembelaan diri.

5 UNSUR PERPADUAN GERAK TARUNG DERAJAT

     
 5 UNSUR PERPADUAN GERAK TARUNG DERAJAT



Kekuatan         
setiap gerakan dilakukan dengan bertenaga dan   tidak kaku (keras dan lentur), penuh semangat ditunjang dengan kesiapan fisik dan mental.
                                                               







Kecepatan   
setiap gerakan merupakan gerakan refleks yang terlatih, sesuai dengan irama gerakan secara berpasangan.








Ketepatan
gerakan yang dilakukan jelas sasaran (target) yang dituju dan maksud serta peruntukannya.





                                                                    



Keberanian      
gerakan yang dilakukan secara pasti, penuh kesungguhan realistis dan rasional.








Keuletan      
gerakan-gerakannya memiliki / mengandung nilai-nilai seni tinggi, berangkat seperti air yang mengalir dengan memperhatikan 4 unsur di atas yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan dan keuletan.

Tarung Derajat Naik Tingkat Harus Menang Berkelahi di Jalanan

Tarung Derajat Naik Tingkat Harus Menang Berkelahi di Jalanan

Bandung – Cabang olahraga beladiri Tarung Derajat pada mulanya lebih dikenal beladiri boxer, yang dikembangkan oleh Drs. Achmad Drajat atau yang akrab disapa Aa Boxer. Olahraga ini berawal dari pengalaman dan perjuangan hidup Aa dalam pergaulan di sebuah daerah di Kota Kembang.
Di masa mudanya itu, Aa kerap berkelahi menyusul di lingkungan tempat tinggalnya sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik. Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu dan selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok. Terkadang perkelahian hebat terjadi karena hal yang sepele dan terpaksa.
Akhirnya, Aa yang memiliki postur badan tegap dan padat, serta berotot kekar, semakin terasah dalam beladirinya. Menang-kalah sudah biasa, bahkan menjadi bosan. Hingga pada akhirnya, Aa mulai menciptakan teknik beladiri yang praktis agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya. Semuanya itu terdiri dari empat unsur, yakni gerakan memukul, menendang, menangkis/ mengelak dan membanting, yang mana tidak dimiliki orang lain.
Selain itu, bentuk latihan beladiri yang telah berhasil diciptakannya mampu membentuk fisik secara prima, badan kekar dan kuat untuk dididik menjadi insan beladiri yang berhati nurani lembut.
Sejak itulah, olahraga beladiri Boxer mulai dikenal dan banyak rekan-rekannya serta pemuda lain turut mempelajarinya. Sebenarnya, Aa menciptakan beladiri ini hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, Aa baru berusia 18 tahun. Tepat pada 1972, nama wadah perkumpulan yang menaungi olahraga ini terwujud, yakni AA BOXER. Dalam perkembangannya, beladiri ini menjadi anggota KONI dan berganti nama menjadi Tarung Derajat yang arti harfiahnya adalah cara berjuang mempertahankan diri ala Achmad Drajat.


Tarung Jalanan
Wakil Bupati Bandung, yang juga ketua DPD PDIP Kabupaten Bandung, Yadi Srimulyadi ternyata terdaftar menjadi alumni angkatan pertama Satlat Majalaya, Tarung Derajat, yang pertama terbentuk pada tahun 1973. Hal ini terungkap saat acara silahturahmi angkatan pertama Tarung Derajat yang dilaksanakan di rumah kediaman, Wakil Bupati Bandung, H. Yadi Srimulyadi di Perumahan Batu Nunggal, Buah Batu, Bandung, Sabtu (27/10). Hadir pada kegiatan tersebut, diantaranya Sang Guru, GH Drs. Achmad Drajat (Aa Boxer), Sang Guru Muda, para pengurus Pengda Kodrat Jabar, serta petarung pertama yang dimiliki oleh Tarung Derajat.
“Saya punya kenangan yang tidak bisa dilupakan pada era tahun 70-an, dimana setiap anggota bela diri Tarung Derajat yang ingin naik tingkat, setiap anggota harus pernah berkelahi di jalanan. Bila perlu carilah musuh. Dan jika kalah, maka tingkatnya akan turun bukannya naik,” ungkap Yadi. Pada saat itu, kenang Yadi yang menjadi orang pertama sebagai Sekum Satlat Tarung Derajat Majalaya, Bandung, Tarung Derajat masih belum tergabung dalam KONI. Sehingga untuk mencari jati diri harus bertarung di jalanan. Kala itu, Yadi melanjutkan , setiap ada perguruan lain yang ingin mendirikan di Majalaya pasti diajak berkelahi. Tetapi harus menang, sebab kalau kalah berkelahi di jalanan, Sang Guru, Aa Boxer akan marah.
Menanggapi komentar Yadi, dengan tersenyum menghilangkan wajah sangar Aa Boxer mengaku, pada masanya dulu jika ingin naik tingkat harus selalu menang bila berkelahi di jalanan. Tapi para anggotanya tidak pernah ada yang berurusan dengan kepolisian dan militer.
Malahan para asuhannya sering diminta bantuan untuk urusan “keamanan” di Jabar. Menyinggung adanya keinginan dari para Amuni yang kini sudah berusia lanjut untuk membuat jurus yang diperuntukkan bagai para orang tua, Aa Boxer mengatakan konsep itu sudah dipikirkan sejak lama. Tinggal disosialisasikan kepada alumni dan masyarakat.
Hasil usaha dan perjuangan yang sebelumnya tidak pernah disangka akan menjadi seperti ini akhirnya tumbuh dan berkembang. Apalagi setelah masuk menjadi anggota KONI pada tahun 1998. Ditunjang oleh semangat dari murid-muridnya, Keluarga Olahraga Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan KODRAT telah menyebar di 20 propinsi di Indonesia, dan juga sampai ke negara-negara lain khususnya Asia Tenggara

Arti Lambang Tarung Derajat

Arti Lambang Tarung Derajat

1. Kepalan tangan warna kuning arah ke depan :

       Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.
2.Sepasang kilat warna merah
Gambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.
3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih
Simbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.

        Lambang bagi anggota petarung adalah gerakan dua orang sedang bertarung dengan semangat tinggi (diambil dari siluet gerakan Kang Badai dan Kang Rimba). Para petarung memiliki sebutan ksatria pejuang dan pejuang ksatria.
Inti dari pelatihan Tarung Derajat, seperti digariskan Sang Guru, adalah untuk meningkatkan DERAJAT kehidupan dan kehormatan anggota. Dari situ pula lahir filosofi Tarung Derajat, yakni “Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri”.

     Kata BOX sendiri merupakan kata salam/sapaan bagi para sesama anggota tarung derajat.

     biasa tertulis pada seragam latihan atau ijasah. dibaca dari atas ke bawah, ditulis sedemikian rupa adalah lambang dari tercipta dan berdiri nya ilmu beladiri Tarung Derajat melalui proses perjalanan panjang dan penuh dengan lika-liku kehidupan.

Rabu, 11 Januari 2017

SEJARAH TARUNG DERAJAT ( AA'BOXER)

 SEJARAH TARUNG DERAJAT ( AA'BOXER)

Sejarah Tarung Derajat ----- Di dunia ini banyak sekali cabang olahraga Bela diri, bahkan hampir setiap negara memiliki seni bela diri yang berbeda satu dan yang lain nya seperti di negara kita Indonesia. Indonesia memiliki beberapa seni Bela diri yang khas salah satunya adalah Tarung Derajat.
Sejarah Tarung Derajat ----- Tarung Derajat atau istilah lainnnya adalah Boxer merupakan Seni Beladiri asli dari indonesia, Tarung Derajat ini didirikan oleh seorang putra bangsa yaitu G.H. Achmad Drajat yang di kenal dengan julukan Aa Boxer, julukan Aa Boxer ini didapatkan nya setelah dirinya berhasil menciptakan dan menerapkan seni bela diri ciptaan nya yang di kenal dengan Tarung Drajat di dalam berbagai bentuk perkelahian dan kemudian beliau mulai mengembangkan teknik melalui pengalaman nya ketika bertarung di jalanan di Bandung pada tahun 1960, jadi keberadaan Tarung Derajat ini sangat identik dengan perjalanan dan perjuangan seorang maha guru Tarung Derajat G.H Ahmad Derajat. 
Sejarah Tarung Derajat ----Achmad Derajat lahir pada zaman pemberontakan Negara Islam Indonesia dari ayah yang bernama Latif dan Ibu bernama Mintarsih, orang tua dari Ahmad Derajat ini merupakan salah satu Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Indonesia, kemudian setelah Kemerdekaan Negara Indonesia diangkat menjadi seorang Polisi Istimewa. Kemudian pada saat Achmad Derajat menginjak Usia Balita kedua orang tua nya di pindah tugaskan ke daerah bandung tepatnya di daerah Tegalega yang memiliki penduduk yang heterogen dan memiliki kehidupan yang keras dengan ditunjang dengan Lapangan yang sangat luas ini menjadikan daerah tegalega ini digunakan untuk berbagai kegiatan seperti Olahraga, hiburan bahkan tak jarang Kriminalitas.
Ahmad derajat memiliki badan yang tidak terlalu besar dan beliau sangat manyukai olahraga yang bersifat keras seperti Sepakbola dan Olahraga Beladiri, selain itu ia memiliki karakter yang berani dan ulet sehingga beliau seringkali terlibat kadalam beberapa tindak kekerasan dan pada usia 13 tahun beliau masuk kedalam perkumpulan beladiri dan beliau di paksa untuk tanding melawan senior nya yang tubuhnya jauh lebih besar daripada dirinya, pada saat itu beliau hanya dapat bertahan dari serangan senior nya dan ia harus berjuang sendirian untuk melawandan tanpa bantuan siapa pun.
Dari kehidupan nya yang keras tersebut menjadikan fisik dan mentalnya terbiasa dan terbina untuk mengahadapi kenyataan hidupnya dan menjadikan  peristiwa -peristiwa dan pengalaman yang ia hadapi merupakan bagian dari proses pemabalajaran dan pelatihan Otot, otak dan naluri untuk menentukan arah hidup menuju kehidupan yang selaras dengan kodratnya. besama itu beliau mulai melakukan proses penciptaan jurus dan gerak dibentuk dan diuji dari perkelahian, yang kemudian proses ini disempurnakan melaui suatu penempaan diri baik secara fisik maupun secara mental dengan cara tersendiri dan mandiri, gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus yang seluruhnya didasari garak refleks yang alamiah dari sinilah awal lahirnya Seni Beladiri Tarung Derajat (BOXER).
Setelah itu tarung derajat menjadi salah satu seni beladiri yang sangat di gemari oleh berbagai lapisan masyarakat, dan mulai di perkenalkan di sekolah sekolah yang kemudian di tetapkan sebagai olahraga Nasional dan digunakan sebagai latihan beladiri dasar oleh TNI Angkatan Darat dan Brigade Mobil Polri.
Tarung Derajat di deklarasikan kelahirannya  di bandung pada 18 Juli 1972 Oleh Achmad Derajat sebagai guru besar yang biasa di panggil sebagai Aa Boxer. dan sejak tahun 1990 an tarung derajat mulai disempurnakan untuk olahraga dan pada t Tarung Derajat ini memiliki suborganisasi di 22 provinsi dan kemudian pada tahun 2011 Tarung Derajat mulai di perkenalkan pada Sea Games di palembang akantetapi tarung derajat ini tidak disertakan pada Sea Games 2013 di Myanmar. Tarung Derajat ini memiliki semboyan "AKU RAMAH BUKAN BERARTI TAKUT, AKU TUNDUK BUKAN BERARTI TAKLUK"    
Tahun 1998 tarung derajat ini resmi manjadi anggota KONI sejak saat itu Tarung derajat mendapatkan tempat di Pekan Olahraga Nasional, dan sekarang ini Trung Derajat menjadi salah satu Olahraga Seni Beladiri yang sangat digemari oleh semua lapisan masarakat.

Selasa, 10 Januari 2017

Materi Latihan Tarung Derajat

Materi Latihan Tarung Derajat

A. Garis Besar Pembelajaran Beladiri Tarung Derajat
Beladiri tarung derajat semenjak jadi tuntutan sebagai sebuah proses pembelajaran dalam tuntutan pelatihan pada lapisan masyarakat, maka Perguruan Pusat atau operasional pada Satuan Latihan (Satlat) harus memiliki garis besar pembelajaran sebagai basis inti tuntutan kurikulum. Sebagai kurikulum inti tarung derajat telah disusun sistematika materi pelatihan secara berjenjang/tingkatan (kurata) mulai dari kurata I sampai kurata VII dan tingkat pengabdian tarung derajat “Zat” (Dradjat, 2003).
Garis besar pembelajaran disusun adalah sebagai berikut:
Kurata Materi yang dilatihkan Sabuk/beat
I 1. Sikap dasar,
2. Gerakan dasar tangan (siaga ditempat),
3. Gerakan dasar tangan (Siaga silang),
4. Gerakan dasar kaki/tendangan,
5. Jurus wajib; Gerak Langkah Dasar (GLD). Putih
II 1. Gerakan tangan,
2. Gerakan kaki,
3. Teknik bertahan menyerang,
4. Jurus wajib; Drajat Satu
5. Kekuatan/ daya tahan. Hijau strip satu orange
III 1. Pengulangan Gerakan kurata I dan II,
2. Gerakan tangan dan kaki,
3. Jurus wajib; Jurus dasar (judas)
4. Teknik bertahan menyerang dari kaki,
5. Teknik tarung
6. Keterampilan / ketahanan fisik. Hijau strip dua
orange
IV 1. Jurus wajib; drajat dua
2. Teknik daya gempur
3. Teknik bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang (tiga arah),
4. Teknik menghadapi senjata gengam,
5. Rangkaian gerak bertahan menyerang. Biru strip satu
orange
V 1. Jurus wajib; drajat Tiga
2. Rangkaian gerak bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang lebih,
3. Filosofi dan rahasia Tarung Derajat,
4. Pendalaman teknik-teknik gerakan,
5. Kepraktisan bertahan menyerang. Biru strip dua
orange
VI 1. Jurus wajib; Jurus GHADA satu.
2. Rangkaian gerak daya gempur.
3. Keterampilan diri. Merah strip satu
hitam
VII 1. Jurus wajib; Jurus GHADA dua.
2. Rangkaian gerak daya gempur lanjutan.
3. Keterampilan teknik perorangan. Merah strip dua
hitam
Zat 1. Tingkat lanjutan kurata,
2. Pengabdian diri secara filosofis “wujud” hakekat tarung derajat sesungguhnya dan Ilmu yang berarti “kosong dan isi”. Hitam
B. Kegiatan Pemanasan (Warming-up) Tarung Derajat
Pemanasan (warming-up) adalah kegiatan awal untuk mempersiapkan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, otot, tulang dan syaraf sebagai aktifitas olahraga. Tujuannya yaitu untuk menaikkan tempratur suhu tubuh sebelum materi inti, mengatasi terjadinya cedera, dan untuk meningkatkan prestasi.
Secara umum pemanasan dikenal dua macam, pertama disebut pemanasan peregangan (stretching) dan menekan (tighten) yang bersifat statis/isometric waktunya antara 10-30 detik atau 4 sampai 10 hitungan. Kedua pemanasan dalam bentuk gerakan ringan yang bersifat dinamis/isotonic. Secara sistematis kedua macam bentuk pemanasan tersebut dipaparkan sebagai berikut
Pemanasan Peregangan (stretching)
1. Peregangan Bagian kepala
• Tundukkan kepala, kedua tangan menekan.
• Angkat kepala, satu tangan mengangkat kepala ke atas
• Tengokan kepala ke arah kiri, tangan kanan menekan dagu ke arah kiri.
• Tengokan kepala ke arah kanan, tangan kiri menekan dagu ke arah kanan.
• Jatuhkan kepala ke kiri, tangan kiri menekan kepala ke arah kiri.
• Jatuhkan kepala ke kanan, tangan kanan menekan kepala ke arah kanan.
2. Peregangan Bagian Tangan
• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke arah depan.
• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke arah atas, kaki dijinjitkan.
3. Peregangan Bagian Kaki
• Kaki buka lebar, tangan dibelakang kepala, jatuhkan badan ke bawah (tegak).
• Kaki buka lebar, tangan dibelakang kepala, patahkan badan kekiri dan ke kanan.
• Kaki kiri ke depan, kaki kanan dibelakang tekan badan ke depan (lemaskan pinggul).
• Ganti kaki kanan di depan, lanjutkan gerakan sama.
Pemanasan Cara Dinamis
1. Gerakan Kaki dilakukan di tempat.
• Lari-lari biasa.
• Lari-lari angkat lutut.
• Lari-lari tumid menyentuh paha bagian belakang.
• Loncat-loncat buka kaki ke depan belakang.
• Loncat-loncat buka kaki ke samping, tangan ditepukan.
2. Gerakan Kepala
• Anggukan ke bawah dua kali, ke atas dua kali.
• Tengokan ke kiri dua kali, ke kanan dua kali.
• Jatuhkan ke kiri dua kali, ke kanan dua kali.
3. Gerakan Bahu
• Sikutkan kedua tangan ke belakang dua kali kemudian rentangkan/luruskan dua kali.
• Tangan kanan di atas dan kiri di bawah ayunkan ke belakang dua kali bergantian.
• Tangan bentuk huruf S (tangan kanan di atas) gerakkan ke samping dua kali bergantian.
• Kedua tangan lurus ke depan lalu ayunkan ke depan kemudian ke belakang.
• Kedua tangan direntangkan ke samping, putar arah depan dengan gerakan lambat.
• Kedua tangan direntangkan ke samping, putar arah belakang dengan gerakan lambat.
4. Gerakan Selangkangan
• Kaki dibuka ke samping posisi telapak sejajar dengan badan tegak, tekan-tekan ke bawah hitungan keempat tahan (posisi tangan direntangkan dibelakang tumit, pandangan lihat ke depan).
• Posisi siaga dasar, taruk kaki kanan ke belakang (kaki kiri didepan lutut ditekuk, kaki kanan dibelakang lutut diluruskan, kedua telapak kaki diluruskan ke depan, posisi tangan kanan memegang pinggul lalu lemaskan/tekan pinggul kearah depan. Hitungan keempat tahan, lakukan kaki didepan bergantian.
• Kedua tangan dibelakang kepala, kaki dibuka ke samping kedua telapak kaki sejajar, tekan jatuhkan badan kesamping kiri dan kanan bergantian dua kali (posisi telapak kaki kena tanah).
• Kedua tangan dibelakang kepala, kaki dibuka ke samping, tekan badan kesamping kiri dan kanan bergantian dua kali (posisi kaki hanya tumit kanan ke lantai, jari kaki ke atas).
• Gerakan kombinasi, posisi kembali ke siaga dasar.
• Hitungan satu kenakan kedua telapak tangan ke lantai (lutut harus lurus), hitungan dua lakukan jongkok, posisi tangan rentangkan kedepan. Hitungan tiga angkat badan lutut kembali diluruskan kedua telapak tangan kembali menyentuh lantai, hitungan empat lemaskan badan ke belakang pandangan ke arah belakang, posisi kedua tangan memegang pinggang.
5. Gerakan Posisi Duduk
• Kedua kaki diluruskan ke depan dan dirapatkan jari kaki dilentikkan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan diluruskan dan badan dibungkukkan, sambil cium lutut (hitungan keempat tahan).
• Lipat kaki kiri simpan diatas paha kanan, kaki kiri masih diluruskan, kemudian cium lutut, hitungan keempat tahan, lakukan bergantian (ganti kaki).
• Kaki kiri dilipat di depan selangkangan kaki kanan diluruskan, kemudian telapak kaki sejajar kedepan jari kaki dilentikkan, tangan dibelakang kepala, gerakan badan kesamping kanan (minimal kenakan sikut ke kaki) hitungan keempat tahan, lakukan bergantian (ganti kaki).
• Kedua kaki dibuka selebar mungkin jari kaki dilentikan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan direntangkan, badan dibungkukan ke depan, dada dikenakan kelantai, hitungan empat tahan.Kedua kaki dibuka selebar mungkin jari kaki dilentikan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan direntangkan, badan dibungkukan ke depan, dada dikenakan kelantai, hitungan empat tahan.
6. Gerakan Posisi Jongkok
• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kaki kanan diluruskan kebelakang kaki kiri ditekuk, lakukan gerakan seperti berlari (tarik bergantian), posisi badan tegak ke atas/dibusungkan pandangan ke depan.
• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kedua kaki ditekuk kemudian diluruskan kebelakang, tarik kembali ke posisi semula, lalu kembali kesamping depan dan belakang, posisi badan tegak ke atas/dibusungkan pandangan ke depan.
• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kedua kaki ditekuk ke depan, hitungan satu luruskan kedua kaki dibawa kebelakang, hitungan berikutnya tarik kembali kedepan, hitungan tiga diluruskan kembali kaki dengan kedua kaki dibuka selebar mungkin ke samping.
7. Gerakan Ayunan Kaki (posisi berdiri siaga dasar)
• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin usahakan sampai kena ke badan kita kita (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Split depan, lakukan dalam keadaan jongkok lalu kaki kanan pelan-pelan luruskan kebelakang, diharapkan kedua kaki bisa diluruskan semaksimal mungkin. Posisi badan tegak dan kedua tangan berada diantara kaki kita (memegang lantai). Tekan pelan-pelan hitungan keempat tahan dan cium lutut. Lakukan bergantian (ganti kaki).
• Split samping, lakukan dalam keadaan jongkok lalu buka kedua kaki pelan-pelan kesamping, diharapkan kedua kaki bisa diluruskan semaksimal mungkin. Posisi badan tegak tangan dipinggang.
8. Pembentukan dan Kekuatan Tubuh
• Posisi Push-up.
Posisi dalam keadaan siap untuk pus-up, bukaan tangan selebar bahu lurus jari dikepalkan, badan serta kaki lurus dan pandangan ke depan, lalu tahan. Lakukan 4 kali 8-10 hitungan.
• Push-up (lakukan 15-20 hitungan).
Dilakukan jari dikepalkan, cara pelan-pelan. Pada saat ke bawah badan dan kaki tetap sejajar dan tidak menyentuh lantai, pada saat di atas tangan/sikut benar-benar diluruskan dan posisi badan kaki masih tetap sejajar dan pandangan lurus kedepan.
• Sit-up (lakukan 15-20 hitungan).
Posisi sit-up, bukaan kaki selebar bahu, lutut ditekuk telapak kaki lurus tahan dilantai tangan berada dibelakang kepala lalu angkat badan. Pada saat mengangkat badan posisi tangan diusahakan tetap berada dibelakang kepala.
• Bentuk Perahu.
Posisi badan tidur terlentang, ada aba-aba angkat kaki dan badan bersamaan dan tahan. Pada saat diangkat kedua kaki diluruskan posisi kepala sejajar dengan ujung kaki, tangan simpan dibelakang kepala. Lakukan 4 kali 5-8 hitungan.
• Back-up (lakukan 10-15 hitungan).
Posisi badan tidur tengkurap, tangan dibawah dagu, lalu angkat badan. Pada saat mengangkat badan posisi kaki tahan dan tetap menempel dilantai.
C. Materi Inti Pelatihan
Materi inti pelatihan yang diuraikan pada buku ini baru terbatas pada materi teknik dasar khusus untuk kurata I, II, dan III. Untuk meteri inti latihan lanjutan akan dibahas pada edisi buku berikutnya. Uraian materi inti yang dimaksud adalah sebagai beirikut.
1. Materi Kurata I (Satu).
1.1. Sikap Dasar
Sikap dasar terdiri dari cara- cara: (1) kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) duduk, (4) berdiri, (5) siaga dasar, dan (6) Siaga ditempat.
1.2. Gerakan Dasar Tangan (Siaga ditempat)
Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga ditempat adalah: (1) Pukulan lurus 1-3x, (2) Sikut atas/ samping/ bawah, (3) Pukulan sentak atas/bawah, (4) Pukulan cepat, (5) kibas atas, (6) kibas luar, (7) kibas dalam, dan (8) kibas bawah.
1.3. Gerakan Dasar Tangan (Siaga silang)
Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga silang adalah: (1) Pukulan lurus, (2) Pukulan sentak atas, (3) Pukulan sentak bawah, (4) Pukulan cepat, (5) kibas atas, (6) kibas luar, (7) kibas dalam, dan (8) kibas bawah.
1.4. Gerakan Dasar Kaki (Tendangan)
Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga ditempat adalah: Tendangan lurus cepat, dan tendangan lurus cepat dalam melangkah.
1.5. Jurus wajib Gerak Langkah Dasar
Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak dasar untuk kurata satu adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba Gerak langkah Dasar; No. 1. Kibas luar, No. 2. Pukulan cepat, No. 3. Tendangan lurus, pukulan cepat, No. 4. Putar kibas luar, No. 5. Pukulan cepat, No. 6. Tendangan lurus, No. 7. Putar kibas luar, No. 8. Siaga dasar, No. 9. Mundur kibas luar, No. 10. Pukulan lurus, No. 11. sentak bawah, No. 12. kibas dalam, No. 13. maju pukulan lurus 3x, No. 14. sikut bawah, tendangan lurus, sentak bawah, No. 15. kibas dalam, No. 16. Siaga dasar, No. 17. tengok kanan, No. 18. kibas bawah, No. 19. sentak atas, No. 20. tendangan lurus sentak atas, No. 21. putar kibas bawah, No. 22. sentak atas, No. 23. tendangan lurus sentak atas, No. 24. putar kibas bawah, No. 25. tengok kiri, No. 26. siaga dasar, No. 27. tengok kiri, No. 28. kibas atas, No. 29. sikut atas, No. 30. Tendangan lurus, sikut samping, No. 31. Putar kibas atas, No. 32. Sikut atas, No. 33. tendangan lurus, sikut samping, No. 34. putar, kibas atas, No. 35. tengok kanan, No. 36. siaga dasar,
2. Meteri Dasar Kurata II (Dua)
2.1. Gerakan tangan
Gerakan dasar tangan dilanjutkan pada: (1) pukulan cepat beruntun, (2) pukulan sikut depan, (3) pukulan sikut samping, dan (4) teknik dua gerak, yaitu; No. 1. kibas atas pukulan cepat, No. 2. kibas luar pukulan cepat, No. 3. kibas dalam pukulan cepat, No. 4. kibas bawah pukulan cepat, dan No. 5. pukulan sentak bawah pukulan cepat.
2.2. Gerakan kaki (Siaga silang)
Gerakan dasar kaki dilanjutkan pada: (1) tendangan lingkar dalam, (2) tendangan menyamping, dan (3) tendangan belakang,
2.3. Teknik bertahan menyerang
(1). Teknik tangan;
No. 1. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, pukulan punggung tangan kanan ke arah muka.
No. 2. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, pukulan punggung tangan kiri ke arah muka.
No. 3. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, sikutkan tangan kanan ke arah muka.
No. 4. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, sikutkan tangan kiri ke arah muka..
No. 5. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, hadap kiri pukulan cepat beruntun (tangan kanan lalu kiri) arah ulu hati.
No. 6. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, hadap kanan pukulan cepat beruntun (tangan kiri lalu kanan) arah ulu hati.
No. 7. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, kaki kiri geser (badan memutar ke arah kiri) sikutkan tangan kiri ke arah kepala bagian belakang.
No. 8. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, kaki kanan geser (badan memutar ke arah kanan) sikutkan tangan kanan ke arah kepala bagian belakang.
(2). Teknik kaki;
No. 1. Bertahan dengan tendangan lurus.
No. 2. Bertahan dengan tendangan menyamping.
No. 3. Bertahan dengan tendangan belakang.
2.4. Teknik melepas sergapan/pegangan (materi beladiri praktis)
(1) Pegangan tangan sejajar dan silang,
(2) Pegangan kerah baju satu tangan dan dua tangan,
(3) Pegangan tangan sejajar dan silang,
(4) Pitingan samping dan belakang,
(5) Tepukan belakang,
(6) Bergandengan,
(7) Bersalaman.
2.5. Jurus Drajat Satu
Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak lanjutan dasar untuk kurata dua adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba mulai “drajat satu”;
No. 1. Siaga ditempat (kaki kanan),
No. 2. Siaga ditempat (kaki kiri),
No. 3. Hadap kiri,
No. 4. Tarik tangan kiri simpan disamping dada, geser/tarik kaki kanan hingga rapat, arahkan badan kearah kiri, buka/geser kaki kanan hingga ke posisi siaga silang dengan kaki kiri ke depan (hadap kiri). Kibas luar tangan kanan.
No. 5. Maju pukulan lurus satu kali tangan kanan.
No. 6. Tarik tangan kiri simpan disamping dada, tarik kaki kanan hingga rapat, balikkan badan kearah belakang, buka kaki kanan hingga ke posisi siaga silang (kaki kanan didepan), Kibas luar tangan kiri.
No. 7. Maju pukulan lurus satu kali tangan kanan.
No. 8. Hadap kiri.
No. 9. Tarik tangan kanan simpan disamping dada, tarik kaki kiri hingga rapat, balikkan badan kearah kiri, buka/geser kaki kiri ke depan hingga ke posisi siaga silang (kaki kiri didepan), Kibas luar tangan kanan.
No. 10. Maju pukulan lurus dua kali.
No. 11. Silangkan kedua tangan di depan perut (tangan kiri diatas tangan kanan), dorong hingga ke posisi didepan muka, kibaskan/kibas bawah (tangan kiri).
No. 12. Maju pukulan sentak atas tangan kanan.
No. 13. Silangkan kedua tangan di depan perut (tangan kanan di atas tangan kiri), dorong hingga keposisi di depan muka, kibaskan/kibas bawah (tangan kanan).
No. 14. Maju pukulan sentak atas tangan kiri.
No. 15. Maju kibas atas tangan kanan.
No. 16. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kanan lalu kiri).
No. 17. Tengok kanan.
No. 18. Tarik kaki kanan hingga rapat, balikkan badan kearah kanan (hadap kanan) buka kaki kanan ke depan posisi siaga silang (kaki kanan di depan) kibas atas tangan kiri.
No. 19. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kiri lalu kanan).
No. 20. Tarik kaki kiri hingga rapat, balikkan badan kearah belakang (putar) buka kaki kiri ke depan posisi siaga silang (kaki kiri di depan) kibas atas tangan kiri.
No. 21. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kanan lalu kiri).
No. 22. Tarik/geser kaki kanan ke arah belakang (270%) hingga posisi hadap kanan (kaki kanan di depan), posisi tangan siaga untuk kibas dalam.
No. 23. Hadap kiri kibas dalam tangan kanan.
No. 24. Mundur pukulan sentak bawah tangan kiri.
No. 25. Mundur kibas dalam tangan kanan.
No. 26. Maju (hingga posisi kaki kanan sejajar dengan kaki kiri/posisi siaga ditempat) pukulan sentak bawah tangan kiri dan kanan (pada saat memukul kedua kaki tidak digeser/tetap sejajar ke depan).
No. 27. Pernapasan.
• Tarik kedua tangan kesamping dada dengan tangan dikepal, dada dibusungkan (bersamaan dengan tarik napas dalam-dalam melalui hidung).
• Dorong/luruskan kedua tangan kedepan dengan tangan terbuka posisi serong (bersamaan dengan itu buang napas pelan-pelan melalui mulut).
• Tarik kembali tangan kesamping dada dengan tangan dikepal dan kaki tarik/geser kaki kanan hingga rapat, dada dibusungkan (bersamaan dengan itu tarik napas dalam-dalam melalui hidung).
• Dorong/luruskan kedua tangan kearah bawah (samping badan) dengan tangan terbuka (bersamaan dengan itu buang napas pelan-pelan melalui mulut).
• Silangkan tangan ke depan dada (kembali siaga dasar).
2.6. Kekuatan dan Daya Tahan
Keserasian dan keseimabangan teknik gerakan dapat dicerminkan dari lima unsure daya gerak tarung derajat yang menjadi khas, yaitu: Kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan. Dari lima unsur inilah dapat dikembangkan kemampuan seorang petarung menjadi kuat dan ulet.
3. Materi Dasar Kurata III (Tiga)
3.1. Pengulangan gerakan
Setelah mendapatkan materi kurata I dan II, maka pada tingkatan kurata III yang perlu diulangi adalah: (1) Gerakan tingkat kurata I jurus “gerak langkah dasar”, dan (2) Gerakan tingkat kurata II jurus “Drajat satu”,
3.2. Gerakan Tangan dan kaki
Pukulan
(1) Pukulan lingkar dalam,
(2) Pukulan lingkar luar,
(3) Pukulan lingkar atas,
(4) Pukulan lingkar bawah,
Tendangan
(1) Tendangan lingkar belakang,
(2) Tendangan kait depan,
(3) Tendangan kait belakang,
3.3. Jurus Dasar (JUDAS)
Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak lanjutan dasar untuk kurata tiga adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba mulai “Siaga judas”, dan (4) Posisi , Siaga ditempat posisi serangan/tendangan (serong kanan);
No. 1. Drop tangan depan muka tangan kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 2. Drop tangan depan muka tangan kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 3. Drop kaki kiri, maju tendangan lurus kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 4. Drop kaki kanan, maju tendangan lurus kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 5. Hadap kiri sambil drop kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 6. Drop kaki kanan sambil putar, tendangan menyamping kaki kiri, pukulan lingkar luar tangan kiri, pukulan cepat kanan.
No. 7. Hadap kanan drop kaki kanan, tendangan lingkar dalam kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 8. Drop kaki kiri sambil putar, tendangan lingkar dalam kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 9. Hadap kiri drop kaki kiri, tendangan kait depan kaki kanan, pukulan lingkar luar tangan kanan, pukulan cepat tangan kiri.
No. 10. Drop kaki kanan sambil putar, tendangan kait depan kaki kiri, pukulan lingkar luar tangan kiri, pukulan cepat tangan kiri.
No. 11. Drop kaki kanan ¾ putaran, tendangan belakang kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 12. Drop kaki kiri ½ putaran, tendangan belakang kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 13. Drop kaki kanan, tendangan lingkar dalam kearah kanan dan tendangan menyamping ke arah kiri oleh kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 14. Drop kaki kiri, tendangan lingkar dalam kearah kiri dan tendangan menyamping ke arah kanan oleh kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 15. Putar, tarik kaki kiri, buka kaki kanan, kembali siaga dasar.
3.4. Bertahan menyerang
Dari serangan kaki:
No. 1. Kibas tangan kanan (teknik dua gerak), pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 2. Kibas tangan kiri (teknik dua gerak), pukulan cepat beruntun dua kali.
No. 3. Drop kaki kiri, tendangan lingkar dalam kaki kanan,
No. 4. Drop kaki kanan, tendangan menyamping kaki kiri.
No. 5. Drop tangan silang (tangkapan kaki) sambil melangkahkan kaki kanan, putarkan dan dorong (jatuh dada), tangan menyamping kaki kanan.
No. 6. Langkahkan kaki kanan (teknik dua gerak), jepit kaki lawan dengan tangan kiri, tangan kanan memegang tengkuk, sapokan dengan kaki kanan.
No. 7. Langkahkan kaki kiri (teknik dua gerak), jepit kaki lawan dengan tangan kanan, tangan kiri mendorong punggung lawan, sapokan dengan kaki kiri, tendangan menyamping dengan kaki kiri.
No. 8. Drop kaki kanan (tulang kering), tendangan belakang kaki kiri.
3.5. Teknik Jatuhan Bantingan
No. 1. Jatuhan samping.
No. 2. Jatuhan pinggul
No. 3. jatuhan punggung,
No. 4. Jatuhan tengkuk.
D. Pelemasan (Colling Down)
Posisi berdiri siaga dasar. Langkahkan kaki kanan ke depan, kedua tangan angkat ke atas lalu rentangkan badan lemaskan dan busungkan dada kedepan pada saat itu tarik napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian tarik kaki kanan kembali sejajar jatuhkan kedua tangan pada saat itu buang nafas melalui mulut. Lakukan gerakan ini bergantian (ganti kaki).
Bentuk pelemasan yang lain bisa juga dilakukan dengan cara gerakannya hampir sama seperti pemanasan (warming-up) peregangan statis urutan no.1-3 dan gerakan cara dinamis gerakan no. 1-5, namun peregangan dengan gerakan tidak maksimal/rilex (gerakan yang kontraksi tidak ada). Perlu dipahami, saat gerakan membuka ambil napas, tahan pada gerakan pelan-pelan menutup, lalu lepaskan napas melalui hidung. Posisinya bisa pada saat berdiri, jongkok, duduk dan tidur dilantai….